Selasa, 22 Juli 2014

RUMAH TRADISIONAL SULAWESI UTARA "RUMAH ADAT PEWARIS DAN BOLAANG MONGONDOW"


RUMAH TRADISIONAL SULAWESI UTARA
"RUMAH ADAT PEWARIS DAN BOLAANG MONGONDOW"
Sulawesi Utara merupakan sebuah provinsi yang beribukota Manado. Berdasarkan data hasil sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk yang berada di Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 2.270.059 jiwa dengan perincian 1.159.903 laki-laki dan 1.110.693 berjenis kelamin perempuan.
Provinsi Sulawesi Utara mempunyai 15 Kabupaten kota yakni Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Manado dan Kota Tomohon.
Provinsi yang dihuni oleh Suku terbesar yang berasal dari Minahasa terletak di 0º 0? – 6º 0? LU dan 122º 40? – 127º 20º BT, yang sekarang dipimpin oleh Gubernur DR. Sinyo H. Sarundayang dan Wakil Gubernur DR. Djouhari Kansil, M.Pd.

Anjungan Sulawesi Utara



               Anjungan Sulawesi Utara di TMII menampilkan dua rumah adat sebagai bangunan induknya, yaitu “wale-wanaro” dan “Bolaang mongondow”. Keduanya merupakan bangunan diatas tiang dengan pintu utama di bagian depan. Kedua bangunan tersebut digunakan sebagai tempat memperkenalkan daerah terkait, khususnya pada aspek budaya dan kepariwisataannya.Karena diatas rumah pewaris (wale wangko) kita dapat menyaksikan pergaan busana dari 4 daerah di Sulawesi Utara, yaitu Gorontalo, Boraang Mongondow, Minahasa, dan Sangihe Talaud. Sedangkan kolong rumah digunakan untuk memamerkan potensi kekayaan alam, hasil industry dan hasil kerajinan daerah. Di tempat ini juga diperagakan beberapa alat musik tradisional seperti Kolintang dan musik Bambu.
               Anjungan ini memiliki tata pertamanan yang terawat. Di bagian depan anjungan di bangun meninggi sebagai gambaran gunung klabat dengan dua buah patung penari cakalele di dekatnya. Dalam jumlah besar, tari perang itu merupakan grup kawasaran, yang amat berkesan apabila dijadikan tari penyambut tamu. Patung tinggi yang unik, karena menggambarkan setumpuk orang  dalam posisi saling mendukung adalah “Siow Walian”. Patung yang di puncaknya bertengger burung manguni itu, konon merupakan gambaran religi puerwa dan juga merupakan gambaran sikap hidup masyarakat Minahasa yang suka tolong menolong. Di tempat tersebut juga dapat kita saksikan “Waruga”, kuburan nenek moyang. Waruga adalah kuburan para kepala suku (tonaas-tonaas) yang dikebumikan dengan posisi duduk dan tangan melipat. Posisi demikian dimaksudkan untuk menyamakan sikap manusia saat masih di dalam kandungan. Bagian belakang anjungan tampak patung pembuat kopra dan tempat penyulingan saguel yang kemudian menjadi minuman khas Sulawesi Utara.

Informasi umum daerah Sulawesi Utara :

Propinsi daerah tingkat I Sulawesi Utara dibagi menjadi 7 daerah Tk. II

Kabupaten Dati II Sangihe Talaud, ibukota Tahuna

Kabupaten Dati II Minahasa ibukota Tondano

Kabupaten Dati II Bolaang Mongondow ibukota Kotamabaou

Kabupaten Dati II Gorontalo ibukota Issimu

Kabupaten Dati II Manado
Kabupaten Dati II Gorontalo
Kota Administratif Bitung

               Sulawesi Utara terdiri dari 4 suku bangsa, maka bahasa daerahnya secara otomati terbagi 4 pula. Sangihe Talaud, Minahasa, Bolaang, Mongondow dan Gorontalo. Keempat suku bangsa tersebut masing-masing menmpunya ciri khas sendiri-sendiri anatara lain sifat keramah tamahan dalam pergaulan dan memiliki suatu sifat yang lebih khas lagi ialah sifat gotong-royong atau Mapalus yang dalam penyebutan berbeda namun bertujuan sama.
               Objek wisata yang terdapat di propinsi ini sangat menarik untuk dikunjungi, khususnya taman laut bunaken, selain itu juga terdapat taman budaya waruga (kuburan tradisional nenek moyang Minahasa), makam pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol, Kyai Mojo, Monumen DR. Samratulangi, Eatu Pinawatengan, tempat rekreasi Remboken dengan danau tondano dan air panas, suaka alam Tangkoko Batu Angus dan Demoga Bone. Di tempat ini berdiam marga satwa yang dilindungi, seperti Burung Maleo, Anoa, Babi rusa, Rusa dan Sapi hutan.

Ditinjau dari segi adat istiadat, bahasa, kesenian, peninggalan purbakala dan mata pencaharian yang beraneka ragam, maka daerah tingkat I Sulawesi Utara dibagi menjadi 4 daerah kultural :
1.       Sangihe Talaud
2.       Minahasa/Manado
3.       Bolaang Mongondow
4.       Gorontalo/Huluntalo.
Sedangkan alat musik tradisionalnya antara lain Kolintang, musik bia, musik bambu.
Tariannya seperti tari maengket, cakalele, tari lenso dan lain-lain.




            Rumah Panggung Khas Minahasa ini terletak di Desa Woloan, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi utara, Indonesia.
            Tempat yang merupakan pusat pembuatan maupun tempat penjualan rumah panggung khas minahasa terletak di desa Woloan, yang bisa dibeli dan dipindahkan di daerah anda.
            Pada permukaan kayu tidak ada ukiran sama sekali. Dekorasi (hiasan) biasanya hanya disilang-silangkan pada papan penutup dinding serta pagar agar agar kelihatan variatif. Berbentuk persegi dan berkaki tinggi, hanya berteras di sisi depan dan samping dengan jendela berbentuk persegi.
Rumah adat ini sangat unik yaitu bisa di bongkar pasang, dan seluruhnya terbuat dari kayu,  tidak dicat dan maupun dipelitur, warnanya akan menjadi tua dengan sendirinya karean pengaruh cuaca dan umur.
            Sementara atapnya berbentuk pelana yang berpotongan dengan bentuk limas pada sisi depan dan belakangnya saja. Di perpotongan kedua bentuk tersebut ada lubang ventilasi segitiga. Sepintas bentuk atapnya mirip atap rumah Belanda atau Dutch Hips. Dulunya atap ini terbuat dari lempengan-lempengan papan yang kemudian di bagian atasnya ditutupi dengan rumbia atau daun lontar.
Bahan baku kayu yang digunakan berasal dari kayu pohon cempaka dan meranti. Biasanya, kayu-kayu ini berasal dari Kota Palu, Sulawesi Tengah, dan beberapa daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
            Rumah panggung Khas Minahasa ini mempunyai beraneka desain. Desain yang paling sederhana adalah rumah dengan dua kamar, dan yang paling kompleks adalah rumah lima kamar. Semakin banyak kamar yang dimiliki, semakin tinggi pula harga jualnya. Keahlian warga Tomohon untuk membuat rumah kayu ini berasal dari para nenek moyang mereka yang mewariskan keahliannya sebagai pengrajin rumah kayu Minahasa yang khas.



Rumah Pewaris, sulawesi Utara


           













Pulau Sulawesi adalah pulau beberapa suku bangsa yang terkenal seperti suku Minahasa,Gorontalo,Toraja, Bugis, Makasar, Gowa, dan suku pelaut Bajau .
Gambar di atas adalah contoh dua varian Rumah Minahasa gaya Rumah Pewaris
Gambar kanan : Rumah Adat Bolang Mongondow 

Minggu, 26 Januari 2014

Tugas Besar Kritik arsitektur Artikel Ketiga


NAMA   : DIDI PRATOMO
NPM      : 21310999
KELAS  : 4 TB01
1.     Kritik Terukur
Villa San Valentino, Merano, Alto Adige, Italy
Profil Bangunan :
Architects                   : Architekt Stephen Unger
Location                      : Merano, Alto Adige, Italy
Architect in Charge    : Stephan Unger
Assistant                     : Wolfgang Höllmüller
Site Manager              : Martin Geier, Franz Derntl
Client                          : Dr.Erich Höller
Engineering                : Gerhard Derntl
Project Area                : 400 sqm
Project Year                : 2006-2008
Berikut adalah villa di San Valentino, dirancang oleh arsitek Australia Stephan Unger , yang terletak di Merano, Alto Adige, Italia. Ini mengingatkan saya pada Rumah Gadang, Rumah Gadang adalah sebuah rumah tradisional di salah satu suku di Indonesia. Vila ini memiliki atap yang besar dan bentuk yang unik. Banyak dari lengkungan dan arsitektur yang mirip dengan rumah-rumah tradisional, tetapi villa ini menyediakan lebih dari itu. Kaca besar di sisi tepat di bawah atap dan diperbesar untuk membentuk dinding kaca memberikan pandangan luas kearah luar. Kamar cukup besar dan menggunakan konsep sederhana dan modern. Pencahayaan yang baik dan cukup untuk menerangi ruangan sekaligus untuk mendapatkan dari dinding kaca jendela. Berdasarkan artikel yang saya baca di salah satu arsitek dalam merancang tugas website villa ini adalah " merencanakan rumah bi - familiar pada tingkat arsitektonis tinggi untuk kohabitasi dari tiga generasi dengan ruang umum. " Mirip dengan Rumah Gadang, villa ini menyediakan luas ukuran kamar memadai bagi penghuninya.
2.     Kritik Typikal
Villa San Valentino, Merano, Alto Adige, Italy
Jika dilihat Bangunan ini memakai jenis bahan bangunan / material bangunan Kac, Beton Expose, Kusen alumunium, tentunya semen dan pasir. Untuk Lokasi dan penempatan villa ini sudah tepat Villa ini ditempatkan di sebuah dataran tinggi dan masih memiliki pemandangan yang indah. Dan bangunan ini memiliki ciri atap yang Gonjong dan ini merupakan salah satu arsitektur tradisional yang dimiliki oleh indonesia, yaitu Arsitektur Tradisiona Minangkabau.
Pemandangan yang sangat indah, Villa San Valentino, Merano, Alto Adige, Italy

Tugas Besar Kritik Arsitektur Artikel Kedua

NAMA   : DIDI PRATOMO
NPM      : 21310999
KELAS  : 4 TB01
1.     Kritik Interpretif
Universitas Andalas, Kota Padang, Sumatera Barat
Profil Bangunan         :          
Nama Bangunan         :           Universitas Andalas
Lokasi                         :           Kota Padang , Sumatra Barat
Bangunan ini memiliki arsitektur yang unik: kombinasi dari model atap tradisional Minangkabau (tanduk kerbau) dan struktur yang bergaya modern. Keduanya dikombinasikan dengan harapan membangkitkan Arsitektur tradisional yang ada diindonesia, karena diindonesia banyak sekali ragam suku dan budaya sehingga banyak sekali Arsitektur Tradisional didalamnya. Jika bukan kita sebagai bangsa indonesia yang membangkitkan arsitektur dalam negeri kita siapa lagi, jangan sampai warisan nenek moyang kita ini diambil oleh negara lain.
2.     Kritik Normatif
Universitas Andalas, Kota Padang, Sumatera Barat
            Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan             dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu             model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip. yang berarti bangunan Universitas Andalas ini mengacu pada sebuah prinsip, model dan pola Arsitektur minangkabau dan menggunakan bahan material seperti Beton, Kaca sehingga bangunan ini dikombinasikan menjadi arsitektur tradisional yang lebih Modern.

Tugas besar Kritik Arsitektur Artikel Pertama


NAMA   : DIDI PRATOMO
NPM      : 21310999
KELAS  : 4 TB01
1.      Kritik Impresionis

Masjid Raya, Sumatra Barat
Profil Bangunan         :          
Nama Bangunan         :           Masjid Raya Sumatra Barat / Masjid Mahligai Minang
Lokasi                         :           Kecamatan Padang Utara, Kota Padang , Sumatra Barat
Arsitek                                          :              Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid                                                 Raya Sumatera Barat, Tahun 2007
Ketika ku melihatmu dari kejauhan...
Kufikir kau bukanlah sebuah Masjid...
Akan tetapi setelah kudekati dirimu...
Kubaru melihat keindahanmu sebagai sebuah Masjid...
Melihat atapmu yang Gonjong...
Kuteringat akan sebuah Arsitektur Tradisional...
Oh iya Aku Ingat...
Itu adalah Arsitektur Minangkabau...
Pandanganku berpaling kesisi- sisimu...
Ku melihat Banyak Ornamen...
Ternyata itu adalah ukiran minang dan kaligrafi...
Semua itu akhirnya menyadarkanku...
Bahwa kau adalah sebuah Masjid...
Masjid yang bertipologikan Arsitektur Minangkabau...





2.      Kritik Deskriptif
Masjid Raya, Sumatra Barat
Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu Masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang , Sumatra Barat. Masjid yang pembangunannya masih dalam tahap pengerjaan ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Barat.
Pembangunan masjid ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 oleh Gurbenur Sumatra Barat saat itu, Gumawan Fauzi. Pengerjaannya dilakukan dalam beberapa tahap yang terkendala karena hanya mengandalkan dana APBD Sumatera Barat.
Hingga saat ini pemakaian masjid ini untuk aktivitas ibadah belum dapat dilakukan karena ketiadaan fasilitas listrik dan air bersih. Meski tidak rutin, masjid ini sudah difungsikan untuk berbagai kegiatan; tabligh akbar dan pelaksanaan Salat Ied. Selain itu, kegiatan wirid di lingkungan Pegawai negeri sipil pemerintah provinsi Sumatera Barat dipusatkan di masjid ini.
Arsitektur masjid ini merupakan hasil rancangan Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007. Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti Tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus Kaligrafi pada dinding bagian luar. Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Mekkah pada setiap sudutnya.